Selasa, 15 Juni 2010

Keingintahuan manusia

hmmm... manusia memang memiliki rasa keingintahuan yang sangat tinggi, apalagi mengenai makhluk luar angkasa. Berikut merupakan berbagai macam pendapat dan imajinasi manusia manusia yang di tuangkan kedalam Film...

Manusia selalu dipenuhi rasa penasaran dengan alam semesta. Ada kalanya mereka merasa tidak sendirian, ada makhluk lain di luar sana.

“The Truth is Out There”, Jargon ini membuka setiap episode film serial The X-Files. Kemudian muncul dua rekanan cerdas, Fox Mulder (diperankan David Duchovny) dan Dana Scully (Gillian Anderson). Mulder dan Scully merupakan dua investigator handal Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (AS) atau FBI. Mereka ditugasi untuk memecahkan kasus rumit yang melibatkan aktivitas paranormal dan kehidupan Extra-Terrestrial, yang lebih dikenal dengan sebutan alien.

Chris Carter, penulis skenario The X-Files, termasuk sineas yang pintar meramu cerita. Lebih dari itu, dia
Sanggup menghadirkan konsep di luar jalur drama murni. Pilihannya jatuh pada pengisahan alien dan konsep “keberadaan dalam kekinian”, dua hal yang sampai sekarang masih menjadi kontradiksi.

Belasan tahun sebelum The X-Files muncul, ada seorang sutradara yang sukses menampilkan sosok alien lewat dua film berturut-turut, Close Encounters of the Third Kind (1977) dan The E.T. (1982). Dialah sutradara gemilang asal AS, Steven Spielberg, Kehadiran The E.T lumayan berkesan bagi anak-anak pada masa itu.

Dikisahkan, seorang anak lelaki bernama Elliott menjalin persahabatan dengan makhluk dari planet lain. Relasi non-interpersonal antara dua makhluk yang berbeda dunia itu akhirnya menghasilkan energi emosional. Keduanya bergantung satu sama lain, hingga terasa berat kalau harus berpisah.

Kisah seperti inilah yang ditunggu anak-anak. Mereka tidak perlu pusing mencari tahu apa itu E.T, alien dan sebagainya. Anak-anak hanya butuh kisah sederhana. Spielberg sukses memberikan sesuatu yang dibutuhkan anak-anak, Kisah persahabatan dalam The E.T pun menuai keharuan pemirsa anak-anak.

Ilmuwan masih saling debat, Kaum awam sibuk melempar persepsi. Beberapa kelompok giat memonitor semua sumber frekuensi yang dekat dengan bumi. Untuk apa? Tentu untuk melacak keberadaan alien atau bentuk kehidupan lain. Ada yang bermimpi bisa melakukan kontak dengan E.T demi mencari tahu misteri semesta.

The X-Files, The E.T and Close Encountersof the Third kind adalah bukti bagaimana kekayaan imaji terwujud lewat sebuah karya.Disebut imaji, karena rupa dan sifat alien masih menjadi misteri. Jangankan rupa dan sifat, eksistensi alien pun masih dipententangkan. Perdebatan yang bergulir selama puluhan tahun tidak juga menghasilkan satu konsensus tentang eksistensi alien.

Ilmuwan masih saling debat, Kaum awam sibuk melempar persepsi.Beberapa kelompok giat monitor semua sumber frekuensi yang dekat dengan bumi. Untuk apa? Team untuk melacak keberadaan alien atau bentuk kehidupan lain. Ada yang bermimpi bisa melakukan kontak dengan E.T demi mencari tahu misteri semesta. Sementara itu, beberapa lainnya berdoa supaya tidak sekalipun bertemu alien.


Bulir pertentangan tentang alien menjadi kian serius kala pemerintah beberapa negara menerbitkan laporan terkait penampakan objek tak dikenal. Inggnis, Jerman, Prancis dan AS diketahui kerap merilis laporan tentang penampakan Objek Terbang Tak Dikenal (UFO) serta alien. Satu hal yang cukup mengejutkan ketika Inggris mencatat laporan penampakan alien lebih banyak dari tiga negara yang lain.

Terhitung sejak 1993-an, ada sekitar 8.000 penampakan alien yang datang dari berbagai kawasan di Inggris. Namun, pemerintah Inggris tidak segera merilis laporan, Kasus penampakan UFO justru disimpan rapat selama belasan tahun. Kenyataannya, bukan hanya Inggris yang memberlakukan kebijakan seperti itu.

Prancis, misalnya baru merilis laporan tentang penampakan UFO pada Maret 2007 silam. Saat itulah sebanyak 1.600 laporan penampakan UFO dalam lima dekade terakhir dipublikasikan secara resmi. Momen ini sekaligus menjadikan Prancis sebagai negara pertama yang dengan besar hati merilis dokumen tentang penampakan UFO.

“Ini adalah pertama kalinya di dunia. Kita harus bangga,” ujar teknisi antariksa sekaligus peneliti fenomena benda angkasa tak teridentifikasi, Jacques Patenet. Menurut Patenet, UFO, yang disebut Objet volant Non-Identifid (OVNI) dalam bahasa Prancis merupakan bagian dari teori konspirasi.

Konsep ini mungkin bisa dipahami pemerintah atau ilmuwan sekelas Patenet,namun cukup sulit dimengerti kaum awam. “Pemerintah punya agen rahasia yang ditugasi untuk menjauhkan kasus ini dari publik,” tandas Patenet mengawali penjelasan. Lebih lanjut Patenet menerangkan, kerahasiaan kasus jelas sesuatu yang disengaja. Apa tujuannya? “Supaya publik tidak panik,”ujarnya.

Penjelasan Patenet ini ada benarnya. Tidak semua orang siap dengan cerita tentang penampakan UFO dan alien. Setiap pribadi memiliki level kesigapan dan emosi yang berbeda. Penampakan alien bagai alarm. Bisa mengejutkan, tetapi memungkinkan pula diterima dengan tanggapan yang serba biasa.

Sementara ini, pemerintah juga banns memastikan keakunatan laporpn saksi mata. Pemenintah Pnancis bahkan benani membeni label “Tipe D” terhadap sebagian’ besar dokumen.

“Tipe D adalah kategori laporan dengan kualitas data yang baik, saksi mata kredibel dan berkaitan dengan sesuatu yang tidak bisa dijelaskan,” paper Patenet. Penjelasan tentang UFO dan alien memang belum bisa diisankan. Patenet pun sulit mengungkap bentuk makhluk ini. Atas nama pengetahuan, Patenet dan rekan ilmuwan lain bertutur semampu mereka. Cukup berhati-hati memberikan penjelasan, karena mereka tidak menenima penampakan secara langsung.

Jauh sebelum laporan mulai dirilis,UFO dan ”para penumpangnya” mengawali penampakan di antara desingan peluru dan roket yang diluncurkan dari jet terbaik AS. Tepatnya pada mesa Perang Dunia (PD) II, saat UFO melintas cepat diatas zona perang Eropa serta daerah Operasi Teater Pasifik.

"Foo Fighter”, demikian pilot pesawat tempur AS menyebut si objek tak dikenal. Hari-hari berikutnya, sebutan ini justru menjadi sandi antaranggota Skuadron Tempur Malam 415. Kelompok inilah yang melihat UFO untuk pertama kali. Menurut cerita, skuadron tengah berpatroli malam ketika tiba-tiba muncul sebuah benda bercahaya di depan pesawat.


Bergerak lebih jauh ke belakang, ada seorang ilmuwan yang menyinggung sedikit tentang kehidupan di luar Bumi. Dialah ilmuwan psiko analisis asal Austria, Sigmund Freud. Lewat bukunya, The Future of an Illusion (1927), Freud memberi cakupan singkat tentang kekuatan alien. “Seperti seorang manusia yang bertumbuh, masa kecil hanyalah kenangan. Seorang anak kecil dengan segala proteksi yang diperoleh, tidak akan sanggup melawan kekuatan superior alien,” tulis Freud dalam bukunya.

Kendati memaparkan kehidupan di luar peradaban manusia, tetapi Freud tidak pernah memaksa pembaca untuk mengikuti apa yang diyakininya. “Tidak ada satu orang pun yang bisa dipaksa untuk percaya. Maka, tidak ada satu orang pun yang bisa dipaksa untuk tidak percaya,” tulis Freud.

Kekuatan superior alien, seperti yang tengah diperdebatkan ilmuwan kekinian. Dari sekian banyak ilmuwan yang gencar memperdebatkan alien, Stephen Hawking selalu menyerang dari baris depan. Ilmuwan astrofisika ini sadar, alien semakin dekat dengan kehidupan manusia.

Hawking khawatir, komunikasi ini akan membahayakan manusia. “Kita tidak tahu alien tampil sebagai apa,” ujar Hawking beralasan. Menurut Hawking, alien bisa tampil sebagai sosok yang bersahabat. Namun, memungkinkan pula alien hadir sebagai predator. Itulah sebabnya dia meminta penduduk bumi untuk menghindari kontak dengan alien.






Sumber : Sindo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar